filsafat pendidikan: Sebuah pengantar

filsafat pendidikan: Sebuah pengantar
Filsafat Pendidikan Islam
Filsafat merupakan suatu kegiatan berpikir secara sangat mendalam terhadap sesuatu sampai kepada inti persoalan.[1] Menurut Sidi Gazalba, sebagaimana yang dikutip oleh Abudin Nata dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam, bahwa filsafat merupakan kerja pikiran sistematik, radikal, dan universal, sehingga seringkali terungkap bahwa berfilsafat diartikan sebagai suatu cara berpikir mendalam atau radikal untuk menemukan sebuah realitas kebenaran sejati dari sesuatu.[2]

Artinya, sulit ditemukan arti filsafat secara hakiki, namun setidaknya berfilsafat itu merupakan berfikir sistematis atau rasional, yang konsisten menggunakan aturan-aturan tertentu, mendalam sampai ke akar persoalan dan penuh kehati-hatian untuk membuktikan kebenaran atau hakikat suatu yang dipikirkan sehingga tidak berhenti sebelum terpecahkannya sesuatu yang difikirkan, serta fikiran itu menembus batas-batas etnis, geografis, kultural, dan tidak mengkhususkan suatu kelopok atau teritorial tertentu. 
Adapun kebenaran yang dihasilkan oleh filsafat berbeda dengan kebenaran  yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan. Hal itu dikarenakan, kajian filsafat lebih bersifat universal,  sedangkan ilmu pengetahuan bersifat parsial dan terpisah-pisah sesuai dengan kajiannya masing-masing dalam disiplin ilmu tertentu dengan ketentuan sistematis, logis,dan empiris.
Baca juga:
Landasan Filosofis Filsafat Pendidikan Islam

filsafat pendidikan

Pendidikan adalah suatu proses penyiapan generasi muda utuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupmya secara lebih efektif dan efisien.[3] Dengan kata lain, pendidikan merupakan sebuah proses panjang dan berkelanjutan untuk mentransformasikan peserta didik menjadi manusia yang sesuai dengan tujuan penciptaannya, yaitu bermanfaat bagi dirinya, bagi sesama, bagi alam semesta, beserta segenap isi dan peradabannya. 
Ahmad D. marimba sebagaimana dikutip oleh Bashari, Sultan dan Abdul Wahid, merumuskan pendidikan sebagai bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan ruhani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.[4]
Filsafat pendidikan menjadi signifikan tatkala para pendidik menyadari kebutuhan sekaligus menalar apa yang mereka kerjakan dalam konteks perkembangan individual dan sosial yang lebih luas.[5]
Meskipun filsafat pendidikan telah menjadi kajian sebuah tersendiri, namun hal itu  tidak menyebabkan filsafat pendidikan terlepas dengan filsafat. Hubungan filsafat pendidikan dan pendidikan merupakan  dua hal yang tidak terpisahkan, karena filsafat pendidikan  bertugas merumuskan prinsip-prinsip dan transformasi  nilai yang  akan menjadi teori  dari  pendidikan  itu sendiri, guna memecahkan berbagai problema  pendidikan  yang ada, dimana secara falsafah, nilai pendidikan terlihat dari tujuan pendidikan yang ada.[6] 
Filsafat pendidikan menggunakan cara kerja filsafat pada umumnya dalam mencari hakikat sesuatu lebih menekankan pada perenungan dan refleksi-refleksi atas realitas yang terdapat dalam dunia kependidikan antara lain tentang hakikat manusia, pendidikan itu sendiri, tujuan kependidikan, pendidik dan anak didik, hakikat pengetahuan, kurikulum, metode, dan lain sebagainya.
Jika kita renungi, seolah-olah kajian yang kita pelajari adalah tentang hasil pemikiran-pemikiran para filosof sepanjang masa. Tujuan yang diinginkan filsafat pendidikan oleh adalah bagaimana mengatasi beberapa permasalahan hidup  manusia di dunia  ini,  karena dalam kehidupan manusia selalu melekat berbagai problematika, baik secara individu maupun kelompok. Dari sinilah, mulai munculnya aliran-aliran pemikiran filsafat, dan hal ini juga terjadi dalam bidang-bidang ilmu pengetahuan, karena bersumber dari filsafat untuk menghadapi segala bentuk perubahan.  




[1] Inu Kencana Syafiie, Pengantar Filsafat, (Bandung: Refika Aditama, 2010), 1.
[2] Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005),  3
[3] Azyumardi Azra, Pendidikan Islam;Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, (Jakarta: Logos,1999), 3.
[4] M. Bashari Muchsin, M.Sultan, Abdul Wahid, Pendidikan Islam Humanistik, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2010), 2.
[5]Howard A. Ozmon, Philosophical Foundation of education, (New Jersey: Prentice Hall, 1992), 17
[6]Jalaluddin, Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo), 138.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANGGAPAN DASAR DAN HIPOTESIS

Teori Interpretasi Tekstual dan Kontekstual Hadist

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP STUDI QURAN